"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).' Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung danpenolong bagimu." (Al-Baqarah : 120)
Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir dalam bukunya tentang telaah sistem jamaah dalam gerakan Islam mengatakan bahwa Rasulullah saw. dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Baihaqi memberi isyarat tentang periodisasi perjalanan sejarah umatnya. Pertama periode Nubuwwah, yaitu masa di mana Muslimin hidup bersama Rasulullah saw. Kedua, periode Khilafah di atas minhaj Nubuwwah, yaitu masa Khulafaur Rasyidin yang berlangsung kira-kira 30 tahun. Ketiga, periode Mulkan 'Adhon yaitu masa di mana para raja atau penguasa suka menindas, meski secara formal berlandaskan Islam. Periode ketiga ini, menurut sebagian ahli sejarah Islam, dimulai sejak berakhirnya Khulafaur Rasyidin sampai berakhirnya Kesultanan Utsmaniyyah. Dalam masa ini hidup para raja dari berbagai dinasti terutama dinasti Umayyah dan Abbasiyyah. Keempat, periode Mulkan Jabbariyyah, yaitu masa di mana Muslimin hidup dalam suasana sistem penguasa ata raja-raja yang sekuler. Masa sekarang dikategorikan sebagai periode Mulkan Jabbariyyah. Setelah berakhirnya periode keempat ini, sejarah akan berulang kembali ke masa awal Islam, tetapi bukan kenabian, karena kenabian telah berakhir, namun kembali ke periode Khilafah 'ala Manhaj Nubuwwah.
Bila berkaca pada kondisi sekarang, umat Islam sungguh telah terkotak-kotak ke dalam batas-batas geografis bernama negara. Banyak negara berlandaskan Islam, namun kenyataannya hingga sekarang tidak ada satu pun negara yang mampu menyamai model masyarakat muslim ideal, seperti zaman Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Walhasil kondisi umat sekarang ini menyerupai apa yang dikatakan Rasulullah saw. sebagai buih; banyak namun sangat rentan terhadap serangan dan infiltrasi pihak luar.
Contoh nyata adalah Palestina. Seorang ulama besar berkata, siapa pun yang membaca perkembangan politik global akan mampu melihat bagaimana adanya sebuah ketidakadilan. Premanisme global yang telah mengisolasi negeri Palestina dari uluran tangan-tangan yang ingin membantunya. Standar ganda akan kata "terorisme" yang dirumuskan dan diterapkan secara paksa oleh AS telah mengaburkan mata dunia akan konflik Palestina-Israel. Serangan militer Israel kepada Palestina dianggap sebagai usaha mempertahankan wilayah. Di sisi lain, serangan balasan militan Palestina dan lemparan batu anak-anak kecil Palestina dianggap sebagai terorisme yang harus dibasmi dengan beragam artileri berat.
Perkembangan terakhir malah jauh dari rasionalitas. Pemilihan umum secara demokratis (demokrasi adalah paham yang sering diagung-agungkan AS dan kroni-kroninya) Palestina yang memunculkan Hamas sebagai pemenang pemilu justru disambut dengan boikot ekonomi berkepanjangan. Sampai di sini orang waras juga akan bertanya : "Maksudnya apa ?? Demokrasi yang digadang-gadang oleh mereka, ternyata begitu ada negara yang mencoba demokratis malah diboikot!"
Masih belum cukup juga?? Sebuah irasionalitas kembali terjadi. Penculikan hanya satu orang tentara muda Israel oleh militan Palestina dibalas dengan serangan masif dan penculikan puluhan anggota kabinet dan parlemen Palestina dari Hamas. Berbicara kuantitas, kalau mau diperbandingkan hingga detik ini sudah lebih dari 3000 jiwa rakyat Palestina melayang plus ribuan lainnya ditahan. Sementara dari Israel tercatat sekitar seribu jiwa melayang. Ulah Israel ini semakin diperparah dengan pembunuhan terncana dan beruntun terhadap pimpinan Hamas mulai dari Syaikh Ahmad Yassin hingga Syaikh Abdul Azzis Ar-Rantissi.
Motif penculikan tak lain hanyalah menginginkan adanya pertukaran dengan puluhan wanita dan anak-anak di bawah umur yang menjadi sandera Israel. Bahkan hingga kini prajurit muda Israel tersebut diperlakukan dengan baik. Namun Ehud Olmert dan gerombolannya tampaknya tidak mau kehilangan momen ini. Momen di mana ratusan juta pasang mata mengarah ke Piala Dunia 2006 ; sebuah momen yang tepat untuk memulai sebuah pembantaian.
Sabda Rasulullah saw. menjadi kenyataan. Negeri-negeri muslim tak berkutik. Indonesia hanya mampu mengeluarkan kecaman. Negeri-negeri Arab sekitarnya malah belum kelihatan aksinya hingga sekarang. Hanya Mesir yang mencoba menjadi penengah negosiasi Israel-Palestina, dan itu pun tidak digubris Ehud Olmert. Periode ini adalah periode di mana umat muslim dipimpin oleh pemimpin-pemimpin sekuler yang tidak berani berbuat banyak terhadap penindasan musuh-musuhnya. Karena apa?? Mungkin salah satunya karena hutang yang berlipat ganda terhadap AS dan kroni-kroninya.
Ustadz Hussain lebih lanjut mengatakan dalam bukunya, bahwa kebangkitan umat Islam itu semakin dekat. Dan ini diamini oleh sebagian besar ulama. Peradaban Barat telah mulai keropos pondasinya. Hanya kemilau materi yang mampu membuat banyak orang masih bergantung kepadanya. Sementara itu, kebangkitan Islam mulai didengungkan di mana-mana. Konflik yang terjadi di banyak belahan bumi adalah antara Barat dan Islam. Tekanan bertubi-tubi terhadap umat Islam sudah sewajarnya mampu membangunkan umat ini dari tidur panjangnya, untuk kelak memimpin peradaban. Sementara itu usaha tak kenal menyerah harus dilakukan tiap individu untuk memepersiapkan diri menjadi barisan terdepan dalam generasi yang akan memulai kebangkitan umat ini. Untuk memepersiapkan kematangan peradaban Islam agar segera dapat menggusur peradaban Barat. Sementara itu, untuk saudara-saudara kita yang tertindas, Sayyaf pernah berkata dari bumi jihad Afghanistan (dikutip Anis Matta dalam Arsitek Peradaban), "Jika kalian tak mampu membantu kami, minimal janganlah bakhil (kikir) dengan doa kalian untuk kami." Ya, berdoalah dan terus berdoa sambil berikhtiar. Karena doa akan membuka pintu langit dan doa orang2 tertindas InsyaAllah dikabulkan oleh Allah. Bagi kita yang punya materi lebih silahkan membantu di sini. Karena putaran sejarah itu akan terjadi InsyaAllah, segera...
Saat langit berwarna merah saga, dan kerikil perkasa berlarian,
Meluncur laksana puluhan peluru, terbang bersama teriakan takbir ...
-----------------------------------------------------------
Semua menjadi saksi atas langkah keberanianmu,
Kita juga menjadi saksi atas keteguhanmu...
Ketika Yahudi-Yahudi membantaimu, merah berkesimbah di tanah airmu,
Mewangi harum genangan darahmu, membebaskan bumi jihad Palestina,
Perjuangan telah kaubayar dengan jiwa,
Syahid dalam cinta-Nya...
(Merah Saga, Shoutul Harokah)
Wallahu'alambishawwab
Labels: Pemikiran