Tentang Satu Koma Lima Kilometer
Seberapa jauh satu koma lima kilometer itu?
Hmm.. tergantung di mana dulu kita bertanya.
Bila di Bandung, saya yakin 1,5 kilometer kurang lebih adalah sejauh jarak antara gerbang Sabuga utama hingga Pusdiklat Geologi di Jalan Cisitu Lama. Bila ditempuh dengan menggunakan angkutan umum, niscaya tidak sampai 15 menit Anda sudah dapat melaluinya, dengan cukup membayar 1.000 rupiah, atau terkadang kalau sedang beruntung 500 rupiah juga cukup =)
Tapi bila ingin berjalan, entah untuk maksud menikmati sejuknya kota Bandung atau pendinginan setelah jogging santai di Sabuga, maka kurang lebih 15-20 menit jarak tersebut sudah dapat dilalui. Gratis!! Bahkan bila Anda tinggal di sekitar Cisitu, Anda akan dapat bersilaturahmi dengan tetangga-tetangga yang Anda temui di sepanjang jalan. Sarapan? Ah, banyak makanan lezat Anda temui di sepanjang perjalanan. Mulai dari bubur ayam hingga nasi kuning.
Bila pertanyaan di atas diajukan kepada saya di Jakarta. Maka, kira-kira 1,5 kilometer adalah sepanjang stasiun Dukuh Atas di Jalan Sudirman hingga Taman Suropati, beberapa meter setelah Jalan Menteng. Mau naik apa? Kalau naik bus, cukup membayar 2.000 rupiah, sekali lagi, jika Anda beruntung maka cukup membayar 1.000 rupiah. Namun normalnya, 1.500 rupiah akan mengindarkan Anda dari pertengkaran kecil di pagi hari dengan bapak kondektur. Naik ojeg? Hmm.. saya belum pernah. Mungkin sekitar 5.000-7.000 rupiah. Bajaj? He he tidak mungkin Anda menemukan bajaj di Jalan Sudirman. Taxi? Ah sudahlah, masa sedekat itu saja naik taxi. Lebih baik berjalan memang, memakan waktu sekitar 20 menit melewati Jalan Latuharhari. Dijamin Anda akan sedikit berkeringat, namun cukup menyegarkan mata karena di sepanjang perjalanan banyak taman dan pepohonan, belum lagi ada anjing-anjing lucu yang bisa dilihat di pinggir jalan. Atau sesekali anjing-anjing "tidak lucu" yang cukup galak menyapa Anda, maka saatnya tenang dan mempercepat langkah =)
Tapi bukan hal itu yang mau saya diskusikan. Itu cuma pembanding. Coba saja pertanyaan pada awal tulisan ini ditanyakan kepada Departemen Perhubungan dan manajemen Adam Air [ya betul Adam Air yang itu.. yang mana lagi coba??]. Maka jawabannya bisa sangat berbeda. Ini terkait ditemukannya sinyal yang diduga berasal dari black box pesawat Adam Air di dua lokasi di perairan Majene, Sulawesi Barat. Bila black box dapat ditemukan, maka informasi penyebab jatuhnya pesawat Adam Air pada tanggal 1 Januari 2007 kemungkinan bisa diketahui.
Pada tanggal 22 Januari 2007, pemerintah telah memiliki informasi mengenai ditemukannya black box Adam Air dari hasil penyusuran Kapal USNS Mary Sears. Diperkirakan lokasi black box berada di antara dua titik. Titik pertama ada di kedalaman 6.000 kaki atau sekita 2.000 meter di koordinat 03 derajat 41,0359 lintang selatan, 118 derajat 08,8592 bujur timur. Sedangkan, titik kedua, ada di kedalaman 5.800 kaki atau 1.800 meter dengan koordinat 03 derajat 41,03864 lintang selatan dan 118 derajat 09,2766 bujur timur.
Oke, kita sudah tahu jauhnya kedalaman black box itu. Sekarang, berapa biaya untuk mengangkatnya? Perkiraan kasar awal, dibutuhkan biaya mencapai 9 miliar rupiah. Menurut salah satu anggota Komisi Nasional untuk Keselamatan Transportasi, teknologi yang akan digunakan adalah robot yang disebut Remote Operate vehicle [RoV]. Robot ini dikatakan bisa masuk ke kedalaman 2.000 meter [bandingkan dengan harga angkot dan ojeg untuk menempuh jarak yang sama di daratan..]
Itu baru satu hambatan. Kendala lainnya adalah masa kadaluwarsa black box tersebut. Semenjak hilang tanggal 1 Januari 2007, terhitung sudah lebih dari satu bulan sekarang. Dan umur black box pesawat diperkirakan hanya sekitar satu bulan.
Saya jadi teringat salah satu film buatan Amerika yang berjudul "The Core". Dikisahkan manusia, dalam hal ini tentu saja diwakili Amerika Serikat, harus mengebor bumi hingga ke intinya untuk menyelamatkan bumi. He he... Mungkin engga ya?? Kok rasa-rasanya masih mustahil. Ah sudahlah, itu kan cuma film...
Sumber Tulisan :
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/01/
070126_blackboxlocation.shtml
http://www.gatra.com/2007-01-15/artikel.php?id=101231
http://www.rileks.com/ragam/detnews/26012007045241.html
dan tentu saja pengalaman pribadi untuk paragraf kedua dan ketiga =D
Hmm.. tergantung di mana dulu kita bertanya.
Bila di Bandung, saya yakin 1,5 kilometer kurang lebih adalah sejauh jarak antara gerbang Sabuga utama hingga Pusdiklat Geologi di Jalan Cisitu Lama. Bila ditempuh dengan menggunakan angkutan umum, niscaya tidak sampai 15 menit Anda sudah dapat melaluinya, dengan cukup membayar 1.000 rupiah, atau terkadang kalau sedang beruntung 500 rupiah juga cukup =)
Tapi bila ingin berjalan, entah untuk maksud menikmati sejuknya kota Bandung atau pendinginan setelah jogging santai di Sabuga, maka kurang lebih 15-20 menit jarak tersebut sudah dapat dilalui. Gratis!! Bahkan bila Anda tinggal di sekitar Cisitu, Anda akan dapat bersilaturahmi dengan tetangga-tetangga yang Anda temui di sepanjang jalan. Sarapan? Ah, banyak makanan lezat Anda temui di sepanjang perjalanan. Mulai dari bubur ayam hingga nasi kuning.
Bila pertanyaan di atas diajukan kepada saya di Jakarta. Maka, kira-kira 1,5 kilometer adalah sepanjang stasiun Dukuh Atas di Jalan Sudirman hingga Taman Suropati, beberapa meter setelah Jalan Menteng. Mau naik apa? Kalau naik bus, cukup membayar 2.000 rupiah, sekali lagi, jika Anda beruntung maka cukup membayar 1.000 rupiah. Namun normalnya, 1.500 rupiah akan mengindarkan Anda dari pertengkaran kecil di pagi hari dengan bapak kondektur. Naik ojeg? Hmm.. saya belum pernah. Mungkin sekitar 5.000-7.000 rupiah. Bajaj? He he tidak mungkin Anda menemukan bajaj di Jalan Sudirman. Taxi? Ah sudahlah, masa sedekat itu saja naik taxi. Lebih baik berjalan memang, memakan waktu sekitar 20 menit melewati Jalan Latuharhari. Dijamin Anda akan sedikit berkeringat, namun cukup menyegarkan mata karena di sepanjang perjalanan banyak taman dan pepohonan, belum lagi ada anjing-anjing lucu yang bisa dilihat di pinggir jalan. Atau sesekali anjing-anjing "tidak lucu" yang cukup galak menyapa Anda, maka saatnya tenang dan mempercepat langkah =)
Tapi bukan hal itu yang mau saya diskusikan. Itu cuma pembanding. Coba saja pertanyaan pada awal tulisan ini ditanyakan kepada Departemen Perhubungan dan manajemen Adam Air [ya betul Adam Air yang itu.. yang mana lagi coba??]. Maka jawabannya bisa sangat berbeda. Ini terkait ditemukannya sinyal yang diduga berasal dari black box pesawat Adam Air di dua lokasi di perairan Majene, Sulawesi Barat. Bila black box dapat ditemukan, maka informasi penyebab jatuhnya pesawat Adam Air pada tanggal 1 Januari 2007 kemungkinan bisa diketahui.
Pada tanggal 22 Januari 2007, pemerintah telah memiliki informasi mengenai ditemukannya black box Adam Air dari hasil penyusuran Kapal USNS Mary Sears. Diperkirakan lokasi black box berada di antara dua titik. Titik pertama ada di kedalaman 6.000 kaki atau sekita 2.000 meter di koordinat 03 derajat 41,0359 lintang selatan, 118 derajat 08,8592 bujur timur. Sedangkan, titik kedua, ada di kedalaman 5.800 kaki atau 1.800 meter dengan koordinat 03 derajat 41,03864 lintang selatan dan 118 derajat 09,2766 bujur timur.
Oke, kita sudah tahu jauhnya kedalaman black box itu. Sekarang, berapa biaya untuk mengangkatnya? Perkiraan kasar awal, dibutuhkan biaya mencapai 9 miliar rupiah. Menurut salah satu anggota Komisi Nasional untuk Keselamatan Transportasi, teknologi yang akan digunakan adalah robot yang disebut Remote Operate vehicle [RoV]. Robot ini dikatakan bisa masuk ke kedalaman 2.000 meter [bandingkan dengan harga angkot dan ojeg untuk menempuh jarak yang sama di daratan..]
Itu baru satu hambatan. Kendala lainnya adalah masa kadaluwarsa black box tersebut. Semenjak hilang tanggal 1 Januari 2007, terhitung sudah lebih dari satu bulan sekarang. Dan umur black box pesawat diperkirakan hanya sekitar satu bulan.
Saya jadi teringat salah satu film buatan Amerika yang berjudul "The Core". Dikisahkan manusia, dalam hal ini tentu saja diwakili Amerika Serikat, harus mengebor bumi hingga ke intinya untuk menyelamatkan bumi. He he... Mungkin engga ya?? Kok rasa-rasanya masih mustahil. Ah sudahlah, itu kan cuma film...
Sumber Tulisan :
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/01/
070126_blackboxlocation.shtml
http://www.gatra.com/2007-01-15/artikel.php?id=101231
http://www.rileks.com/ragam/detnews/26012007045241.html
dan tentu saja pengalaman pribadi untuk paragraf kedua dan ketiga =D
Labels: Pemikiran