pasopati

Saturday, August 12, 2006

Indonesiaku (2)

Inilah wajah bangsa kita..

Lepas dari penjajahan fisik
Tergadai dalam penjajahan ekonomi
Tak mampu bersuara benar dan keras
Bagaimana mungkin bersuara?
Bila masih disuapi dana hibah dan hutang?
Bila masih disuapi barang-barang dan makanan impor?

Inilah wajah bangsa kita..

Tercabik oleh bertubi-tubi bencana
Diperparah dengan birokratisasi penyaluran bantuan kemanusiaan
Belum lagi hujan proyek pasca bencana yang tidak jelas
Lengkaplah sudah... Sudah jatuh, tertimpa tangga pula

Inilah wajah bangsa kita...

Dalam riuh konflik horizontal
Mimika, Madura, Tuban
Sejumlah warganya tetap mepertahankan hak studi banding
Sejumlah warganya menolak menghadiri proses peradilan
Sejumlah warganya "kebal hukum"
Apa itu GKN? Sudah lupakah?
Gerakan Kesetiakawanan Nasional.. ah cuma sekedar slogan

Inilah wajah bangsa kita...

Ribut akan hal-hal sepele
Tidak substantif dan menghabiskan energi
RUU APP, Perda Syari'at, Playboy...
Masihkah ada kabut di pelupuk mata kita?
Katakanlah : "yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah"
Atau kita masih bisa berpaling dari kebobrokan moral....
dan infiltrasi budaya asing yang sedemikian masif??

Teruntuk Indonesiaku..
Tiada hadiah yang tepat untukmu
Selain introspeksi massal dari kami
Seberapa jauh kami telah menghargai kemerdekaan?
Seberapa jauh kami telah mencoba membangun tanah air kami?

Teruntuk Indonesiaku..
Janganlah ukur cinta kami dengan banyaknya slogan2 nasionalisme yang kami hamburkan
Sungguh kami mencintaimu...
Tapi bukan karena engkau Indonesia
Bukan pula karena di sini kami dilahirkan
Kami mencintaimu karena..
sesungguhnya tiap jengkal bumi ini telah diamanahkan kepada kami, manusia
dan kami memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkannya kelak

Ukurlah cinta kami dengan karya nyata..
Karya nyata yang kami persembahkan untuk saudara2 kami
Tidak hanya di Indonesia
Tapi juga di tanah-tanah lainnya

Karena hanya dengan seperti itu..
Kami dapat mengungkapkan rasa cinta kami kepadamu
Dengan sangat proporsional
Dan tidak mengubahnya menjadi virus chauvinisme
Yang bisa menyebabkan kesengsaraan lainnya

Teruntuk Indonesiaku..

Semoga 61 tahun bukanlah masa yang penuh kesia-siaan
Dan tahun-tahun ke depan menjadi sisa waktu yang barokah
Bagi rakyatnya, bagi tanahnya dan bagi seluruh dunia
Amiin

Wallahu'alam

Labels:

3 Comments:

  • ehem...ehem...
    gini neh kalo blognya anak plano (ato bapenas?)
    numpang koment gung,pas kebetulan, belum ada koment neh...
    saya tertarik dengan masalah substantif bangsa ini...ya iya lah gung, pasti orang2 elit bangsa ini mending berdebat di masalah2 tidak substantif...kalo udah masalah substantif kan udah jelas jawabannya...
    kayak RUU pornografi..ada yang pro karena katanya bergantung paradigma kita melihat hal2 yang berbau porno...nah, itu yang ngomong orang2 yang notabene muslim dan mengklaim al-Qur'an sebagai kitab sucinya...weleh2...

    By Blogger shild@, at 9:14 AM  

  • lanjut lagi...nah, dari situ keliatan kan sebenernya mereka cuma bisa berdebat pada tataran non-substantif alias pembenaran...cause they knew, kalo mereka dihadapkan dengan substantifnya,mereka udah jelas gak bisa berdebat...gitu deh
    sekian

    By Blogger shild@, at 9:16 AM  

  • ehem..ehem.. maksudnya apa nih main jurusan2?? =D
    Untuk masalah substantif dan tidak substantif, saya sampai pada kesimpulan : penglihatan untuk membedakan baik dan buruk itu anugerah dari Sang Maha Melihat
    Wallahu'alam

    By Blogger agung, at 2:39 PM  

Post a Comment

<< Home