Ketika Harus Memilih
Hidup adalah rangkaian pilihan; dan setiap pilihan mengandung konsekuensinya masing-masing. Hidup adalah tentang bagaimana kita menjalani konsekuensi dan bertanggungjawab terhadap semua turunannya.
Perasaan ingin berlindung dan lari ketika menghadapi persimpangan pilihan yang membingungkan adalah hal lumrah yang terjadi pada manusia. Kenapa bingung? Saya melihatnya karena beberapa alasan.
Pertama, pilihan-pilihan yang ada begitu banyak dan sama-sama bagus. Hal ini terjadi bila seseorang sangatlah beruntung. Di mana ia dalam satu waktu dihampiri oleh peluang-peluang yang sama baiknya. Bisa jadi karena kemampuan orang itu; bisa jadi karena kebetulan yang tidak disangka-sangka. Hal ini juga terjadi bila seseorang memperbanyak pilihan-pilihan hidupnya dalam suatu saat. Kegiatan memperbanyak ini berujung pada kebingungan diri sendiri dalam menentukan pilihan. Kegiatan memperbanyak pilihan ini didasari oleh keinginan yang tidak pernah puas dan selalu ingin lebih -- sebagaimana fitrah manusia.
Kedua, karena pilihan yang diminati seseorang bertentangan dengan kondisi realitas. Misalnya, bertentangan dengan kehendak orang tua maupun kebutuhan keluarga; bertentangan dengan kemampuan diri dalam menjalani pilihan itu; maupun bertentangan dengan kelaziman lingkungan sekitar. Alasan kedua ini, selain memperhitungkan variabel kemampuan diri, juga sudah melibatkan pihak-pihak lain di luar diri seseorang.
Ketiga, karena sejauh ini, pilihan-pilihan yang dibuat secara asal-asalan. Dalam artian, tidak mempertimbangkan tahapan-tahapan dalam mencapai tujuan hidupnya. Ibarat sedang berada dalam labirin, maka pilihan-pilihan yang dibuat tidak mampu menjelaskan tujuan akhir yang ingin dicapai. Sejumlah pilihan-pilihan hidup di depan mata tidak memiliki bobot yang jelas yang meyakinkan seseorang untuk memilihnya. Pilihan yang dijatuhkan hanya karena coba-coba atau peruntungan belaka.
Faktor kejelasan tujuan hidup menjadi penting dalam menenetukan pilihan. Tujuan yang jelas dan bersih dari percabangan akan semakin mempersempit area pilihan-pilihan yang ada. Tujuan yang jelas juga akan menyaring pilihan-pilihan yang menghambat tahapan-tahapan pencapaian tujuan tersebut.
Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup, ketepatan pilihan menjadi sangat penting. Mengapa? Sebuah analogi bagus dikisahkan. Peluru yang meleset sepersekian derajat pada awal penembakan, akan meleset puluhan derajat pada kilometer kesekian. Demikian pula dengan kegiatan memilih. Pilihan yang tidak berada dalam jalur tujuan hidup akan membawa diri kita kepada akhir yang berbeda. Pindah jalur jelas bisa; namun hal ini seringkali membutuhkan usaha yang besar sekali.
Yah.. pada akhirnya memang kita harus menjatuhkan pilihan. Bulatkan tekad, jangan menengok ke belakang lagi, tatap masa depan dan bertawakallah pada Yang Maha Kuasa. Kita hanya akan dapat menggoreskan sejarah dengan pilihan. Benar tidaknya pilihan kita ditentukan kelak seiring berjalannya waktu. Memilih, memilih dan terus memilih... Sambil menikmati semua konsekuensinya.
Perasaan ingin berlindung dan lari ketika menghadapi persimpangan pilihan yang membingungkan adalah hal lumrah yang terjadi pada manusia. Kenapa bingung? Saya melihatnya karena beberapa alasan.
Pertama, pilihan-pilihan yang ada begitu banyak dan sama-sama bagus. Hal ini terjadi bila seseorang sangatlah beruntung. Di mana ia dalam satu waktu dihampiri oleh peluang-peluang yang sama baiknya. Bisa jadi karena kemampuan orang itu; bisa jadi karena kebetulan yang tidak disangka-sangka. Hal ini juga terjadi bila seseorang memperbanyak pilihan-pilihan hidupnya dalam suatu saat. Kegiatan memperbanyak ini berujung pada kebingungan diri sendiri dalam menentukan pilihan. Kegiatan memperbanyak pilihan ini didasari oleh keinginan yang tidak pernah puas dan selalu ingin lebih -- sebagaimana fitrah manusia.
Kedua, karena pilihan yang diminati seseorang bertentangan dengan kondisi realitas. Misalnya, bertentangan dengan kehendak orang tua maupun kebutuhan keluarga; bertentangan dengan kemampuan diri dalam menjalani pilihan itu; maupun bertentangan dengan kelaziman lingkungan sekitar. Alasan kedua ini, selain memperhitungkan variabel kemampuan diri, juga sudah melibatkan pihak-pihak lain di luar diri seseorang.
Ketiga, karena sejauh ini, pilihan-pilihan yang dibuat secara asal-asalan. Dalam artian, tidak mempertimbangkan tahapan-tahapan dalam mencapai tujuan hidupnya. Ibarat sedang berada dalam labirin, maka pilihan-pilihan yang dibuat tidak mampu menjelaskan tujuan akhir yang ingin dicapai. Sejumlah pilihan-pilihan hidup di depan mata tidak memiliki bobot yang jelas yang meyakinkan seseorang untuk memilihnya. Pilihan yang dijatuhkan hanya karena coba-coba atau peruntungan belaka.
Faktor kejelasan tujuan hidup menjadi penting dalam menenetukan pilihan. Tujuan yang jelas dan bersih dari percabangan akan semakin mempersempit area pilihan-pilihan yang ada. Tujuan yang jelas juga akan menyaring pilihan-pilihan yang menghambat tahapan-tahapan pencapaian tujuan tersebut.
Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup, ketepatan pilihan menjadi sangat penting. Mengapa? Sebuah analogi bagus dikisahkan. Peluru yang meleset sepersekian derajat pada awal penembakan, akan meleset puluhan derajat pada kilometer kesekian. Demikian pula dengan kegiatan memilih. Pilihan yang tidak berada dalam jalur tujuan hidup akan membawa diri kita kepada akhir yang berbeda. Pindah jalur jelas bisa; namun hal ini seringkali membutuhkan usaha yang besar sekali.
Yah.. pada akhirnya memang kita harus menjatuhkan pilihan. Bulatkan tekad, jangan menengok ke belakang lagi, tatap masa depan dan bertawakallah pada Yang Maha Kuasa. Kita hanya akan dapat menggoreskan sejarah dengan pilihan. Benar tidaknya pilihan kita ditentukan kelak seiring berjalannya waktu. Memilih, memilih dan terus memilih... Sambil menikmati semua konsekuensinya.
Bersabarlah!!
Ketika horison cakrawala masih terlihat jelas,
maka saatnya meniti setapak demi setapak jembatan kehidupan dengan istiqomah...
Ketika horison cakrawala masih terlihat jelas,
maka saatnya meniti setapak demi setapak jembatan kehidupan dengan istiqomah...
Labels: Pemikiran
4 Comments:
quoted:
"Perasaan ingin berlindung dan lari ketika menghadapi persimpangan pilihan yang membingungkan adalah hal lumrah yang terjadi pada manusia. Kenapa bingung? Saya melihatnya karena beberapa alasan."
comment:
Setuju bahwa perasaan bingung dalam memilih sebenarnya adalah sesuatu hal yang lumrah. Dalam hidup ini, kita selalu belajar hal yang baru, setiap hari. Jadi kalau perasaan bingung itu mulai terasa, nikmati saja, karena itu artinya hidup masih menawarkan banyak hal baru buat kita. Dengan kata lain, bingung itu pertanda baik bahwa kita sedang dan masih mampu belajar.
quoted:
"Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup, ketepatan pilihan menjadi sangat penting. Mengapa? Sebuah analogi bagus dikisahkan."
"Benar tidaknya pilihan kita ditentukan kelak seiring berjalannya waktu."
comment:
Bagaimana caranya mendefinisikan mana pilihan yang *tepat*?
Kriteria tepat atau tidak tepat, atau baik dan buruk, hanya bisa dibuat kalau kita bisa membandingkan dua parameter yang nyata.
Katakanlah, kita pernah membatalkan untuk mengambil pilihan A, dan memutuskan mengambil pilihan B. Kemudian beberapa orang mungkin mengomentari, "Andai kamu pilih pilihan A, hidupmu kini lebih baik."
Ini pernyataan absurd, karena sang pemberi komentar pun tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi seandainya kita pilih pilihan A; satu-satunya hal yang mereka dan kita tahu adalah apa yang memang sudah terjadi saat ini, yaitu akiba memilih B.
Nah, kembali ke pertanyaan di atas: bagaimana caranya mendefinisikan mana pilihan yang tepat? Beri pencerahan lebih jauh ya :)
quoted:
"Kita hanya akan dapat menggoreskan sejarah dengan pilihan."
"Memilih, memilih dan terus memilih... Sambil menikmati semua konsekuensinya."
comment:
Manusia, dalam hidupnya tidak punya pilihan selain memilih (terdengar kontradiktif ya?).
Bahkan saat seseorang tidak memilih pilihan apapun, itu artinya dia sedang *memilih* untuk tidak memilih.
Satu point yang saya setuju: semua konsekuensi itu harus dinikmati, harus disyukuri. Karena memang kalau tidak begitu, kita memilih untuk menyengsarakan hidup kita sendiri.
By Anonymous, at 2:51 PM
bingung dalam memilih memang benar hal yang lumrah bagi setiap orang dalam hidup ini.
ketika kita harus memilih mana yang terbaik bagi diri kita yang menyangkut masa depan dan harus ditentukan dalam beberpa detik saja.
itu sungguh sulit dan hanya orang yang berani,tegas dan percaya akan keputusannya.
By Anonymous, at 10:01 AM
Buat mas gea:
ALhamduliLlah sempat mampir =))
Komentar terpanjang yang pernah saya dapat. Terimakasih banyak.
Hmm.. mengenai ketepatan pilihan itu subjektif dan tergantung kondisi. Dalam pandangan saya, sejauh konsekuensi pilihan itu bisa dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan cita-cita hidupnya, bolehlah dikatakan tepat. Wallahu'alam
Buat pilar (kayanya kenal nih he he.. saya tunggu blog barunya) :
Semoga kita termasuk orang-orang yang berani, tegas dan PD (alias percaya diri..)
By agung, at 6:04 AM
dari artkel yang saya baca minggu ini hanya "ketika harus memilih"
karena ada kaitannya dalam hidup yang saya jalani sekarang ini.
By Anonymous, at 7:10 AM
Post a Comment
<< Home