Jalan Kendal, Antroposentrisme dan John Perkins
Seperti biasa pagi ini menyusuri jalan Kendal di belakang stasiun Sudirman selepas dari KRL ekspres. Perjalanan ke tempat kerja biasanya ditempuh 15-20 menit dengan berjalan kaki; jalan santai tentunya…
Ada yang biasa tapi ternyata sekarang mengusik pikiran saya. Kandang-kandang bertumpuk berisikan anjing-anjing kecil (kalau bahasa manusia mungkin batita = bawah tiga tahun). Biasa saja... Tiap pagi juga begitu; anjing2 campuran diperjualbelikan, terutama yang masih kecil-kecil.
Hari ini agak berbeda, kandang paling atas berisi kucing kecil; kucing biasa bukan turunan atau campuran. Hanya saja warnanya cukup bagus, oranye... Lucu juga mukanya..
Barangkali perasaan-perasaan seperti itu yang diharapkan muncul dari pejalan kaki oleh para penjual binatang itu. Perasaan gemas, lucu, dan iba.. Sehingga timbul keinginan membeli. Ya; itu sah-sah saja.. Tidak ada yang salah dalam proses itu. Pembeli, penjual, barang dagangan, terjadi kesepakatan dan DONE! Transaksi terjadi
Tapi coba dilihat dari sisi lain, hewan-hewan kecil yang diperjualbelikan itu dipisah dari induknya pada saat yang amat dini. Ditambah di kandang itu ternyata makanan yang tersedia amat minim (sejauh pengamatan saya).
Antroposentrisme.. Sebuah ideologi yang meyakini bahwa manusia adalah pusat dari segala aktivitas di alam semesta. Semua selain manusia sah-sah diapakan saja asal dapat memenuhi kebutuhan manusia. Segala sesuatunya ada karena bertujuan mendukung kehidupan manusia. Jadilah eksploitasi besar-besaran terhadap alam semesta demi kebutuhan manusia... Bisa dianalogikan dengan kisah jalan Kendal tadi
Andaikata cerita John Perkins benar dalam buku best-seller pengakuan dosanya, maka seluruh sistem pendidikan diarahkan untuk membentuk individu yang hanya memikirkan kepentingan spesiesnya, yaitu manusia. Itu pun hanya segelintir manusia.. Antroposentrisme di atas antroposentrisme....
Kesalahan bukan hanya di tangan para penjual binatang jalan Kendal tadi. Kesalahan juga terletak pada individu2 yang membuat sistem yang mengabaikan kepentingan di luar segelintir manusia. Sistem yang secara masif mengeksploitasi segala sesuatu di luar pembuat sistem demi kepentingan si pembuat sistem dan golongannya.. Bahkan, kesalahan mungkin juga terletak pada mereka yang mendiamkan hal tersebut terjadi di depan mata mereka
--Karena sesungguhnya segala yang berlebihan itu tidaklah baik
Wallahu’alambishawwab
(19 April 2006)
Ada yang biasa tapi ternyata sekarang mengusik pikiran saya. Kandang-kandang bertumpuk berisikan anjing-anjing kecil (kalau bahasa manusia mungkin batita = bawah tiga tahun). Biasa saja... Tiap pagi juga begitu; anjing2 campuran diperjualbelikan, terutama yang masih kecil-kecil.
Hari ini agak berbeda, kandang paling atas berisi kucing kecil; kucing biasa bukan turunan atau campuran. Hanya saja warnanya cukup bagus, oranye... Lucu juga mukanya..
Barangkali perasaan-perasaan seperti itu yang diharapkan muncul dari pejalan kaki oleh para penjual binatang itu. Perasaan gemas, lucu, dan iba.. Sehingga timbul keinginan membeli. Ya; itu sah-sah saja.. Tidak ada yang salah dalam proses itu. Pembeli, penjual, barang dagangan, terjadi kesepakatan dan DONE! Transaksi terjadi
Tapi coba dilihat dari sisi lain, hewan-hewan kecil yang diperjualbelikan itu dipisah dari induknya pada saat yang amat dini. Ditambah di kandang itu ternyata makanan yang tersedia amat minim (sejauh pengamatan saya).
Antroposentrisme.. Sebuah ideologi yang meyakini bahwa manusia adalah pusat dari segala aktivitas di alam semesta. Semua selain manusia sah-sah diapakan saja asal dapat memenuhi kebutuhan manusia. Segala sesuatunya ada karena bertujuan mendukung kehidupan manusia. Jadilah eksploitasi besar-besaran terhadap alam semesta demi kebutuhan manusia... Bisa dianalogikan dengan kisah jalan Kendal tadi
Andaikata cerita John Perkins benar dalam buku best-seller pengakuan dosanya, maka seluruh sistem pendidikan diarahkan untuk membentuk individu yang hanya memikirkan kepentingan spesiesnya, yaitu manusia. Itu pun hanya segelintir manusia.. Antroposentrisme di atas antroposentrisme....
Kesalahan bukan hanya di tangan para penjual binatang jalan Kendal tadi. Kesalahan juga terletak pada individu2 yang membuat sistem yang mengabaikan kepentingan di luar segelintir manusia. Sistem yang secara masif mengeksploitasi segala sesuatu di luar pembuat sistem demi kepentingan si pembuat sistem dan golongannya.. Bahkan, kesalahan mungkin juga terletak pada mereka yang mendiamkan hal tersebut terjadi di depan mata mereka
--Karena sesungguhnya segala yang berlebihan itu tidaklah baik
Wallahu’alambishawwab
(19 April 2006)
Labels: KotaKita
0 Comments:
Post a Comment
<< Home